ESQ
“MANAJEMEN QOLBU”
(DENGKI, SIRIK DAN
KESOMBONGAN)
OLEH :
KELOMPOK IV
1.
YOSEP FRANDI
2. TIARA
MAJELIS
PENDIDIKAN TINGGI
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH
PRODI S1
KEPERAWATAN
PRINGSEWU
LAMPUNG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kepada Allah SWT atas berkah rahmat-Nya penulis telah berhasil
menyelesaikan materi ESQ “Manajemen Qolbu”. Pada penulisan materi ini penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunannya baik dari segi bahasa
maupun pengolahannya. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan Saran
yang sifatnya membangun demi tercapai suatu kesempurnaan dalam penulisan
laporan.
Penulis berharap, semoga materi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Penulis,
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................. 1
B. Tujuan.............................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian........................................................................................ 2
B. Penyebab.......................................................................................... 4
C. Patofisiologi..................................................................................... 4
D. Manifestasi Klinis............................................................................ 5
E. Diagnosis.......................................................................................... 6
F. Pengkajian........................................................................................ 10
G. Diagnosa Keperawatan.................................................................... 12
H. Asuhan Keperawatan....................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah
satu penyakit hati yang sering merasuki jiwa manusia dengan tidak mengenal
golongan, pangkat, jabatan, keturunan dan usia baik laki-laki maupun
perempuan adalah Dengki (Hasud).
Rosululloh
SAW mengingatkan :
“Janganlah
kalian saling mendengki, janganlah kalian saling memutuskan hubungan, janganlah
kalian saling membenci, janganlah kalian saling memperdaya dan jadilah kalian
hamba-hamba Alloh yang bersaudara”.
(Buhkhari dan Muslim)
B.
Tujuan
- Agar mahasiswa mengerti bahaya dengki dan syirik serta sombong.
- Agar mahasiswa menjauhi sifat sifat dengki, kesombongan dan syirik dalam kehidupan sehari hari
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.1 DENGKI
A. Pengertian Dengki
Dengki (hasud) adalah senang melihat orang
lain susah, susah melihat orang lain senang. Dengki
merupakan salah satu penyakit hati yang mesti dihindari. Dari banyak referensi,
dituliskan bahwa dengki merujuk kepada kebencian dan
kemarahan yang timbul akibat perasaan cemburu atau iri hati yang amat sangat.
Ia amat dekat (berhubungan) dengan unsur jahat, tidak berkenan, benci dan
perasaan dendam yang terpendam.
Ada juga yang mendefinisikan dengki sebagai
suatu perbuatan atau tindakan hati yang tidak senang melihat kesenangan
(nikmat) orang lain serta berharap agar kesenangan (nikmat) orang lain akan
hilang atau lenyap atau pun berpindah kepadanya.
ALLOH SWT berfirman:
“Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai sebuah dari
kejahatan makhluk Nya,” kemudian Dia berfirman, “Dan dari kejahatan orang yang
dengki apabila ia dengki”. (AI Falaq(113): 1, 2 dan
5).
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasululloh SAW bersabda
“Ada tiga hal yang menjadi akar semua dosa. Jagalah dirimu dan
waspadalah terhadap ketiganya. Waspadalah terhadap kesombongan, sebab
kesombongan telah menjadikan iblis Inenolak bersujud kepada Adam. Waspadalah
terhadap kerakusan, sebab kerakusan telah menyebabkan Adam memakan buah dari
pohon terlarang. Dan jagalah dirimu dari dengki, sebab dengki
telah menyebabkan salah seorang anak Adam membunuh saudaranya.” (HR Ibnu
Asakir).
B.
Penyebab dengki
1.
Kesombongan
Kelebihan apapun yang kita miliki, harta yang banyak, anak yang pintar, pangkat yang tinggi, kedudukan/jabatan terhormat, wajah yang tampan/cantik tetapi kurang ilmu dalam menyikapinya maka akan menyebabkan munculnya kesombongan.
Kelebihan apapun yang kita miliki, harta yang banyak, anak yang pintar, pangkat yang tinggi, kedudukan/jabatan terhormat, wajah yang tampan/cantik tetapi kurang ilmu dalam menyikapinya maka akan menyebabkan munculnya kesombongan.
2. Sombong itu mendustakan kebenaran dan
merendahkan orang lain. Ketika kita merasa lebih dari orang lain dan iman serta
ilmu yang kurang dalam menyikapinya, maka munculah sifat sombong dalam diri
mengalahkan kelembutan dan kerendahan hatinya, mungkin hal ini terjadi karena
pujian orang atau bahkan karena penghinaan. Ingatlah, syaithon laknatulloh
adalah musuh kita yang senantiasa membisikan kepada sudut hati kita yang paling
dalam, sehingga suatu ketika kita merasa rendah hati padahal sedang menunjukan
kesombongan diri.
3.
Seorang
bapak baru pulang haji misalnya, ketika kedatangan tamu kerumahnya dengan
senangnya dia menerima tamu tersebut, dengan senang hati pula dia berusaha
menunjukan kesombongan kepada pembantu rumahnya sambil berkata: "tolong
ambilkan karpet yang warna biru yang bapak beli di Mekah waktu haji tahun lalu,
bukan yang dibeli dari Mekah kemarin……" ada apa maksud dibalik
perkataannya itu, inilah sebagai bukti bahwa syaithon merasuki ke dalam hati
pak haji ini disadari atau tidak dia sudah berusaha menutupi keramahannya dengan
kesombongan dalam dadanya. Allohu Akbar.
4.
Dari
kesombongan inilah akan timbul kecemburuan sosial dan cara pandang orang yang
berbeda dan akhirnya munculah sifat Dengki pada orang yang tidak siap
menyikapinya.
5.
Merasa
Tersakiti
Contoh
:Orang tua yang akan menikahkan anaknya dengan anak tetangganya atau yang lain,
pada waktu yang telah ditentukan dan undangan sudah disebar, salah satu pihak
memutuskan/ membatalkan rencana tersebut, dia kecewa, malu sama undangan, benci
dan bahkan dendam kepada calon mantunya, maka akan timbullah kedengkian dalam
dirinya. Padahal ketika dia mengetahui bahwa Allohlah pemilik segalanya, yang
menyebabkan dia berjodoh atau tidak dan Alloh Maha tahu apa yang akan terjadi
apabila berjodoh dengannya, boleh jadi ketika menikah rumah tangganya akan
berantakan, maka ketika kita ridho menerimanya insya Alloh, Alloh SWT akan
memberi pengganti yang lebih baik dan tidak harus menimbulkan kedengkian kepada
siapapun.
6.
Persaingan
Penyebab munculnya kedengkianpun bisa timbul karena persaingan, baik berupa persaingan usaha, kerja, kedudukan dll. Biasanya persaingan ini satu level/ setingkat, tukang warung dengan tukang warung, tukang ojeg dengan tukang ojeg, karyawan dengan karyawan, menejer dengan menejer dan seterusnya.
Penyebab munculnya kedengkianpun bisa timbul karena persaingan, baik berupa persaingan usaha, kerja, kedudukan dll. Biasanya persaingan ini satu level/ setingkat, tukang warung dengan tukang warung, tukang ojeg dengan tukang ojeg, karyawan dengan karyawan, menejer dengan menejer dan seterusnya.
7.
Keinginan
memimpin
Adanya
keinginan memimpin dalam satu organisasi, kelompok, perusahaan dan sebagainya,
menyebabkan munculnya keinginan saling menonjolkan kemampuan, yang apabila pada
akhirnya dia terkalahkan oleh lawannya dan dia tidak siap menerimanya maka
munculah kedengkian/hasud dari dirinya dan kelompoknya
C. Ciri ciri sifat dengki
Untuk
mengetahui munculnya sifat dengki diri kita kepada orang lain atau sebaliknya
maka kita harus mengetahui ciri-cirinya.
Adapun
ciri-ciri sifat dengki adalah sebagai berikut :
1.
Senang
membicarakan kejelekan orang lain
2.
Cenderung
tidak senang berdekatan
3.
Cenderung
tidak senang mendengar suara yang di dengki
4.
Tidak
senang mengucapkan salam ketika bertemu
5.
Berbahagia
ketika yang didengki dapat musibah
D.
Cara mengatasi dengki
Agar
kedengkian tidak merasuki tubuh kita dan kita tidak menjadi objek kedengkian
bagi orang lain, maka ada beberapa kiat untuk mengatasinya :
1. Menganggap
saudara
Jadikan
siapapun yang menjadi pesaing kita, lawan kampanye kita, teman, atau siapapun
sebagai saudara, yang nantinya akan timbul saling mencintai, mengoreksi dan
memajukan untuk keberhasilan bersama, karena sesungguhnya diantara mukmin dan
mukmin yang lain adalah saudara dan tidak seharusnya diantara saudara saling
mendengki dan menyakiti
2. Jangan
melihat kekurangannya, tetapi lihatlah kebaikannya
Berusahalah
untuk tidak melihat kekurangan saudara kita, sejelek apapun sikap dan
prilakunya tentu masih ada kebaikan yang dia lakukan, berusaha bijak menyikapi
kekurangan yang dimilikinya dan menerima serta menghargai setiap kelebihan yang
dimilikinya, insya Alloh akan lebih nikmat menjalani kehidupan ini dan akan
terhindar dari kedengkian sekecil apapun, insya Alloh.
3. Tempatkan
diri kita menjadi bagian kesuksesan orang lain
Menjadi
jalan kesuksesan bagi saudara kita itu mungkin, tetapi kalau menjadi jalan
kesuksesan bagi musuh kita itu luar biasa. Maka agar tidak menimbulkan
kedengkian kepada siapapun berusahalah dengan tulus untuk membantu siapapun
juga dalam mencapai kesuksesan, insya Alloh tidak akan ada kerugian bagi kita
mengeluarkan harta, tenaga, fikiran untuk menyukseskan orang lain, kecuali
Alloh SWT, akan memberikan balasan terbaik bagi kehidupan dunia dan akhiratnya.
4.
Do’akan
Berdo’alah untuk kemajuan saudara kita dan berusaha untuk tidak pernah mendo’akan keburukan, karena sesungguhnya setiap do’a yang kita ucapkan sama dengan mendo’akan diri kita, maka apabila kita mendo’akan kebaikan, maka mudah-mudahan Alloh SWT memberi kebaikan kepada kita, amiin yaa robbal ‘alamiin
Berdo’alah untuk kemajuan saudara kita dan berusaha untuk tidak pernah mendo’akan keburukan, karena sesungguhnya setiap do’a yang kita ucapkan sama dengan mendo’akan diri kita, maka apabila kita mendo’akan kebaikan, maka mudah-mudahan Alloh SWT memberi kebaikan kepada kita, amiin yaa robbal ‘alamiin
5. Ikut
bahagia
Berusahalah
untuk ikut berbahagia ketika saudara kita mendapat nikmat, dan turut berduka
ketika saudara kita dapat musibah, karena sesungguhnya dalam kehidupan kita
saling membutuhkan satu dengan yang lain, kalaupun kita tidak mampu
memberi harta dan kekayaan paling tidak kita menjadi penghibur hati dan
penenang bathin dalam keadaan apapun juga
A. SYIRIK
A. Pengertian syirik
Syirik artinya menyekutukan Allah Subhana Wata'ala dalam beribadah
dengan salah satu diantara makhluk-Nya.
B.
Penyebab syirik
1.
Pengagungan, pemuliaan dan
penghormatan yang berlebihan. Pengagungan dalam syari’at Islam ada 2 macam:
1)
Pengagungan yang sampai
batas-batas tertentu dibolehkan bahkan diwajibkan (thobi’i), seperti anak
kepada ayahnya (QS 17/23-24), terhadap nabi dan rasul as (QS 4/64, 24/63,
49/2-3).
2)
Pengagungan yang berlebihan dan
sampai pada tingkat taqdis (pengkultusan) kepada siapapun adalah terlarang,
walaupun terhadap nabi as (QS 3/144), malaikat (QS 43/19), jin (QS 37/158-159),
ulama dan orang shalih (QS 71/21-23), benda-benda langit (QS 41/37).
2. Bersandar kepada sesuatu yang
dapat diketahui oleh panca indera saja dan meremehkan yang diluar panca indera
(QS 2/55, 7/138, 20/87-88).
3. Mengutamakan hawa nafsu (QS 31/21, 19/59, 28/50, 25/43, 3/14).
4. Bersikap sombong (QS 43/51-52, 40/56, 2/258).
5. Ridha pada para pimpinan yang menindas manusia dan tidak berhukum
kepada hukum Allah Subhana Wataala dan rasul-Nya (QS 5/44-47, 7/65-66, 7/73-76,
34/31-33).
C. Bentuk-Bentuk Syirik
Syirik dalam al-Qur’an dan as-Sunnah bukan hanya sujud kepada berhala
saja, sujud kepada berhala merupakan salah satu dari bentuk-bentuk syirik yang
sangat banyak bentuknya, diantaranya:
1.
Meyakini bahwa ada yang memiliki
kekuatan atau dapat memberi manfaat dan
madharat selain Allah SWT (QS 2/102).
2.
Mendekatkan diri dengan memuja
kepada sesuatu dengan keyakinan bahwa dengan sesuatu itulah ia dapat
mendekatkan dirinya kepada Allah Subhana Wata'ala (QS 39/3)
3.
Memohon pertolongan kepada orang
mati, ruh, atau jin untuk memudahkan urusannya (QS 10/18, 72/6).
4.
Beranggapan bahwa aturan/hukum
buatan manusia lebih baik dari hukum Allah SWT atau menghalalkan yang haram dan
mengharamkan yang halal (QS 9/31, 16/35, 42/21, 4/65)
5.
Sihir (QS 10/81). Dari Bujalah bin
‘Abdah berkata bahwa Umar ra telah mengirim surat kepada para gubernurnya untuk
menghukum mati para tukang sihir
6.
Perdukunan (QS 6/59, 27/65).
Barangsiapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa yang dikatakannya, maka
ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad. (HR Abu Daud)
7.
Bersumpah dengan selain Allah:
“Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah, maka ia telah syirik.” (HR
Tirmidzi)
8.
Menggantungkan jimat yang isinya
selain ayat al-Qur’an.
9.
Percaya dengan Mantera dan
jampi-jampi
10.
Menyembelih untuk selain Allah
D. Macam-Macam Syirik
Kita meyakini syirik itu ada dua macam:
1.
syirik akbar (besar)
yang
merupakan kedzaliman dan dosa paling besar. Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik ini kecuali pelakunya bertaubat. Syirik besar menghapuskan seluruh
pahala amal. Kesyirikan ini bisa terjadi dalam masalah penuhanan dan
peribadatan, seperti berdoa, beristighatsah, dan mempersembahkan korban
(sembelihan dan sesajen) kepada selain Allah. Bisa juga terjadi pada masalah
ketaatan dan ketundukan, seperti mengklaim memiliki hak membuat syariat
(undang-undang) dan mentaatinya.
2.
Syirik Asghar (Kecil)
seperti
riya', bersumpah dengan selain nama Allah, memakai kalung jimat dan selainnya.
Ini termasuk dosa besar dan menghapuskan pahala amal yang disertainya.
Allah Ta'ala berfirman, QS. Al-An'am: 82,
الَّذِينَ آَمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا
إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman
mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan
dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk."
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik ini kecuali pelakunya
bertaubat.
Firman Allah yang menjelaskan syirik dalam penuhanan, QS. Fathir:
13-14,
ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ
وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ إِنْ
تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ
وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ
"Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya lah
kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai
apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada
mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari
kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai
yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui."
Syirik besar menghapuskan seluruh pahala amal.
Firman Allah yang menjelaskan adanya kesyirikan dalam ketaatan dan
ketundukan,
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ
بِهِ اللَّهُ
"Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang
mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?." (QS.
Asy-Syura: 21).
Firman Allah Ta'ala,
وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ
اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ
إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ
"Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak
disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam
itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada
kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka,
sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik." (QS.
Al-An'am: 121)
Firman Allah yang menjelaskan bahwa syirik akbar menghapuskan seluruh
pahala amal,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ
مِنَ الْخَاسِرِينَ بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada
(nabi-nabi) yang sebelummu: 'Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan
hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu,
maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang
yang bersyukur'." (QS. Az-Zumar: 65-66).
Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkaitan dengan
sumpah menggunakan selain nama Allah,
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ
أَشْرَكَ
"Siapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka ia telah kafir dan
musyrik." (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Hakim) hal itu selama tidak bermaksud
mengagungkannya seperti mengagungkan Allah.
Berkaitan dengan jimat, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda,
مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ
"Siapa yang menggantungkan (memakai) tamimah (jimat) maka
ia telah melakukan kesyirikan." (HR. Ahmad dan Hakim)
E. Dampak Syirik
1.
Memadamkan cahaya fithrah yang
bersih. Manusia dilahirkan berada dalam fithrah tauhid yang suci, maka
orangtua, lingkungan dan hawa nafsunyalah yang memadamkan fithrah tersebut dari
tauhid yang lurus (QS 30/30).
2.
Mematikan kesucian jiwa. Jiwa yang
bertauhid takkan tenggelam dalam lumpur hawa nafsu, karena hawa nafsu bersifat
menurunkan jiwa manusia kebumi sementara ruh mengangkat ke langit dan melihat
ke alam malakut. Maka jiwa yang melakukan syirik akan jatuh ke jurang
kerendahan dan kehinaan (QS 22/31).
3.
Menghilangkan sifat ‘izzah
(kemuliaan). Karena membuat jiwa menjadi tunduk kepada sesuatu selain Allah
Subhana Wata'ala yang rendah dan hina. Kemuliaan itu hanya milik Allah,
Rasul-Nya dan orang beriman (QS 63/8). Seorang yang berbuat syirik takkan
pernah memiliki kemuliaan dan takkan pernah merasakannya karena ia telah
bersandar kepada sesuatu yang rendah dan hina (QS 22/73).
4.
Menggugurkan semua amal baik (QS
39/65). Dosa yang paling besar dan paling dahsyat bahayanya adalah syirik,
karena syirik langsung menyentuh nilai-nilai tauhid yang paling mendasar dan
aspek ketuhanan yang paling penting dalam agama Islam, yaitu pengakuan syahadah
akan ke-Maha Esa-an Allah Subhana Wata'ala dari segala sekutu dan tandingan.
5.
Kekal dan abadi di naar (QS 4/116-121).
Maka sebagai hukumannya pun paling berat yaitu kekal di naar, dan tidak
mendapatkan kesempatan pengampunan sama sekali dari Allah Subhana Wata'ala,
padahal Ia adalah yang Maha Penyayang (karena pelanggaran ini adalah kesalahan
yang memang tidak dapat dan tidak boleh dimaafkan).
A.3. SOMBONG
A.
Pengertian Sombong
Kesombongan adalah salah satu penyakit qalbu yang
paling mematikan. Penyakit ini membuat seseorang terlempar jauh dari hakikat
kefakirannya. Bagaikan benda langit yang terpental dari orbitnya, kehancuran
sedang menantinya. Sebelum hadirnya kesombongan di hati seseorang, hati itu
terlebih dahulu telah dikuasai dua hal yang tidak kalah mengerikannya yaitu
kebodohan dan kebohongan. Bodoh dalam arti tidak mengerti hakikat diri dan
hakikat Tuhannya, bohong dalam arti membohongi diri sendiri karena setiap
ekspresi kesombongan dalam rasa, kata dan gerak semuanya membelakangi kebenaran
dan jauh dari kenyataan yang sebenarnya.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
"Wahai manusia kalian semua fakir sangat
membutuhkan Allah sedangkan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."
(al-Fathir: 15)
B. Penyebab sombong
1. Punya
kelebihan
Seseorang bisa menjadi sombong
karena merasa punya kelebihan. Kekayaan, kecantikan/ketampanan, kecerdasan,
ketrampilan, kedudukan, jabatan, keturunan, dsb. Orang yang tidak punya
kelebihan apa-apa tidak akan bisa menyombongkan dirinya, kecuali jika ia tidak
tahu diri.
2.
Tidak bersyukur
Pada hakekatnya semua kelebiha yang
kita miliki adalah karunia dari Allah. Ini adalah ujian apakah kita bisa
memanfaatka kelebihan itu untuk kebaikan dan mensyukurinya atau malah menjadi
kufur atas karunia Allah. Qarun adalah salah satu contoh orang yang diberi
karunia kemudian menjadi kufur karena menganggap bahwa kekayaan yang ia miliki
adalah karena kepandaiannya
C. Cara mengatasi sifat sombong
1. sadar diri
Langkah pertama untuk mengobati
penyakit sombong adalah menyadari adanya penyakit ini dalam hatinya. Penyakit
sombong hanya bisa diobati jika pelakunya sadar dan mau mengikis kesombongan
dalam dirinya.
2. Banyak
membaca
Dengan membaca ilmu kita akan bertambah.
Kita menjadi tahu bahwa di dunia ini banyak orang yang jauh lebih hebat dari
kita. Kelebihan yang kita miliki tak ada artinya jika dibandingkan dengan
kelebihan yang orang lain miliki. Sekaya apapun manusia belum ada yang
menandingi kekayaan nabi Sulaiman. Jika merasa ganteng, tidak ada artinya jika
disandingkan dengan Nabi Yusuf. Jika merasa sholeh, kesholehan kita belum ada
seujung kuku para shahabat, apalagi jika dibandingkan dengan nabi Muhammad.
3. Dzikrullah
Dengan mengingat kebesaran Allah kita
akan meras bahwa diri kita bukanlah apa-apa. Allah tidak menyukai manusia yang
sombong karena sesungguhnya hanya Allah yang berhak untuk sombong. Berlaku
sombong sama artinya dengan mengambil hak Allah. Berani??? Rasulullah Saw
bersabda: “Allah Swt berfirman; Kemuliaan adalah pakaian-Ku, sedangkan sombong
adalah selendang-Ku. Barang siapa yang melepaskan keduanya dari-Ku, maka Aku
akan menyiksanya”. [HR Muslim]
4. Mengingat
asal diri kita
Manusia berasal dari air mani yang
menjijikkan, maka tak sepantasnya untuk berlaku sombong di muka bumi.
5. Ingat mati
Ketika malaikat maut menjemput tak
ada yang bisa menghalanginya untuk mencabut nyawa kita. Kekuasaan, harta, sanak
kerabat, dan pengikut setia tak akan bisa berbuat apa-apa. Kecerdasan dan
ketrampilan kita di dunia pun tak akan ada gunanya. Jadi sikap sombong adalah
sesuatu yang tidak perlu.
BAB
III:
PENUTUP
PENUTUP
Cara Menghilangkan Penyakit Hati Dengki, Syirik dan
kesombongan
Berikut ini adalah beberapa obat untuk menyembuhkan
penyakit hati kita :
1. Tidak Banyak Bicara
Terlalu banyak bicara dapat membuat
hati kita menjadi keras. Berbicaralah yang tidak penting secukupnya dan hindari
menjadi orang yang omong besar, omdo / omong doang, pembual, tukang bohong,
ghibah, ngerumpi, dan lain sebagainya. Banyak bicara dalam kebaikan boleh-boleh
saja seperti untuk mengajar, petugas pelayanan, ngobrol biasa dengan teman,
tetangga, keluarga, dan lain sebagainya.
2. Menjaga Emosi Dan Nafsu
Emosi dapat membuat hidup menjadi
tidak tenang. Oleh karena itu kita sebaiknya selalu menjaga emosi kita agar
tidak menjurus ke penyakit hati. Beberapa contoh nafsu yang harus kita
tundukkan antara lain seperti nafsu akan harta, nafsu seks, nafsu makan, nafsu
jabatan, nafsu marah, nafsu mewujudkan impian, dan lain sebagainya. Salah satu
cara untuk melatih emosi dan nafsu kita adalah dengan melakukan ibadah puasa,
baik puasa sunah maupun puasa wajib ramadhan.
3. Selalu Mengingat Allah SWT
Ada beberapa cara untuk dapat selalu
mengingat Allah SWT yaitu seperti dengan rajin sholat baik sholat wajib lima
waktu, shalat tahajud, sholat dhuha, solat malam, dan lain-lain. Selain itu
zikir, doa dan mengaji atau membaca al-qur'an juga dapat menghindarkan kita
dari penyakit hati. Diharapkan dari mengingat Allah SWT kita menjadi takut atas
ancaman Allah SWT jika kita melakukan dosa yang disebabkan oleh penyakit hati
dan perbuatan maksiat.
4. Bergaul Dengan Orang Saleh / Soleh
Dengan berteman dengan orang-orang
yang penuh dengan penyakit hati hanya akan menulari kita dengan
penyakit-penyakit itu sehingga kita akan semakin jauh dari Allah. Salah
pergaulan juga dapat menambah dosa akibat perbuatan maksiat yang baik disadari
atau tidak telah kita lakukan. Lain hal apabila kita bergaul dengan orang
shaleh yang selalu menjaga dan membatasi diri dalam pergaulan agar mereka tidak
terjerumus dalam maksiat.
0 Response to "ESQ “MANAJEMEN QOLBU” (DENGKI, SIRIK DAN KESOMBONGAN)"
Post a Comment
jangan lupa komentar nya gan :)